PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH INTENSITAS MEMBACA AL-QURAN TERHADAP TINGKAT KEBAHAGIAAN
PELAJAR DI PONDOK PESANTREN TAHFIZH AS-SURKATI SALATIGA
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh:
Haidar Ahmad Mujadidi
(43040180179)
(43040180179)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1
Latar Belakang
Akhir-akhir ini terjadi fenomena
menarik di tengah-tengah masyarakat kita dengan menjamurnya berbagai kegiatan
yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Dari mulai tingkat desa
hingga perkotaan semua acara hampir selalu dibalut dengan nilai-nilai agamis.
Semua kegiatan keagamaan itu tidak hanya berkutat pada acara resmi, adat,
maupun acara-acara hajatan saja, bahkan saat ini merambah hingga ke tatanan
ekonomi, politik, pendidikan, sosial, dan budaya. Contoh di bidang ekonomi yang
tidak asing bagi kita adalah dengan munculnya berbagai perbankan syariah
sebagai solusi dari bank konvensional yang dianggap kurang repsentatif terhadap
perilaku ekonomi rakyat Indonesia. Lalu di bidang politik, bukan lah hal yang
tabu dengan munculnya berbagai macam partai politik yang berasaskan keislaman,
bahkan perda dan undang-undang yang berkaitan tentang syariah pun kerap menjadi
bahan diskusi di kalangan elit politik. Dan yang menjadi sorotan berikutnya
adalah begitu pesatnya sistem pendidikan yang mengatasnamakan Islam
meninggalkan sistem pendidikan sekuler yang telah lama dipraktekkan di negeri
kita sejak zaman penjajahan. Tentu semua hal ini menjadi sesuatu yang bernilai
positif bagi masyarakat kita yang notabene sebagian besar beragama Islam,
bahkan Indonesia sendiri dinobatkan sebagai negara dengan jumlah penduduk
muslim terbesar di dunia. Nah, hal menarik yang akan menjadi bahan penelitian
ini adalah bagaimana sistem pendidikan yang sekarang menjamur di negeri kita
ini menjadi suatu tren positif.
Berbicara masalah pendidikan di
Indonesia saat ini yang masih menggunakan sistem pendidikan ‘ala penjajah’
belum menemukan titik terangnya. Banyak permasalahan-permasalah pendidikan yang
belum terselesaikan, terutama masalah penerapan ilmu tersebut dan bagaimana
membentuk karakter pada masing-masing peserta didik. Dari sini muncul suatu
gebrakan baru, di mulai semenjak runtuhnya Era Orde Baru digantikan dengan Era
Reformasi yang lebih terbuka dan membebaskan rakyat dalam mengekspresikan
ide-idenya. Para pakar pendidikan Islam mencoba mendirikan sekolah-sekolah
berbasis keagamaan, tak jarang pula sekolah-sekolah berbasis pesantren. Diperkirakan
jumlah pesantren saat ini adalah 25.938 dengan jumlah santri sebanyak 3.962.700
(Kemenag, 2018). Begitu antusiasnya masyarakat kita dalam menyekolahkan
anak-anak mereka ke pesantren. Alasannya, tidak lain adalah mengharapkan agar
kelak anak-anak mereka menjadi anak-anak yang sholeh, berbakti kepada kedua
orang tua, dan tentunya paham tentang ilmu agama, dengan tidak melupakan aspek
keilmuan alam maupun sosial. Dengan demikian pesantren menjadi suatu hal
solutif bagi permasalahan pendidikan kita yang krisis akan generasi yang
berkarakter dan mampu menerapkan ilmu-ilmu mereka agar bermanfaat bagi nusa dan
bangsa.
Hal menarik lainnya adalah dengan
kemunculan pondok-pondok pesantren yang berorientasi pada hafalan Al-Qur’an,
yang mana kurikulum pendidikannya mewajibkan kepada seluruh santrinya untuk
mengahafalkan sebagian atau bahkan seluruh isi Al-Qur’an itu sendiri. Fenomena
ini muncul belakangan dengan dipelopori oleh salah seorang da’i kondang yang
merintis sebuah pondok tahfizh berikut cabang-cabangnya yang sekarang sudah ada
lebih dari 100 cabang, bahkan perintisan pondok tahfizh ini sudah menjangkau mancanegara.
Jika kita amati secara seksama maka
akan kita dapati bahwa alumni-alumni pondok pesantren memiliki karakter yang
baik, pengetahuan agama yang mumpuni, dan sisi intelektual yang tidak kalah
dari sekolah-sekolah negeri. Maka, banyak dari orang tua kita saat ini yang
lebih menginginkan anaknya bersekolah sekaligus ‘mondok’ di pesantren. Ledakan
inilah yang tdak jarang membuat beberapa sekolah negeri baik ditingkat TK, SD,
SMP, maupun SMA gulung tikar karena tidak mampu bersaing dengan sekolah-sekolah
berbasis keagamaan ataupun pondok-pondok pesantren pada umumnya. Apalagi jika
sekolah Islam atau pondok pesantren tersebut memiliki kurikulum ketahfizhan,
pasti akan membuat lebih menyedot minat masyarakat kita.
Daya Tarik Kurikulum Al-Qur’an
Dalam kaitan kehidupan sehari-hari,
kalau kita perhatikan bagaimana anak-anak yang hidup di lingkungan pesantren,
mereka akan belajar yang namanya kedispinan, kerapian, kebersihan,
kepemimpinan, dan skil-skil sosial lainnya. Sementara bagi pondok pesantren
berbasih tahfizh memiliki nilai lebih yaitu ketika anak-anak mulai menghafal
Al-Qu’an maka akan terbentuk pola kehidupan ala Al-Qur’an, pola pemikiran ala
Al-Qur’an. Ketika anak semakin sering berinteraksi dengan Al-Quran maka akan
menjadikan otak mereka menjadi lebih cerdas. Menghafal Al-Qur’an juga akan
merubah mainset berfikir anak-anak menjadi lebih dewasa. Dan dengan menghafal
Al-Qur’an diharapkan anak-anak akan menjadi alumni-alumni yang tidak hanya
intelek tapi juga berkarakter Al-Qur’an.
Namun, di sini penulis ingin
meneliti bagaimana peran Al-Qur’an itu sendiri dalam mempengaruhi kehidupan
pribadi dan sosial dari anak-anak atau santri-santri pengahafal Al-Qur’an.
Bagaimana korelasi positif Al-Qur’an dalam meningkatkan kebahagiaan mereka
dalam menghadapi realitaa kehidupan. Bagaimana Al-Qur’an merubah tatanan
kehidupan mereka menjadi lebih produktif dan terus berkarya untuk masyarakat
dan umat.
1. 2
Rumusan Masalah
Bagaimana peran intensitas membaca
Al-Qur’an dalam meningkatkan kebahagiaan para santri di pondok pesantren
berbasis tahfizh?
1. 3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bermaksud mengetahui
dan menganalisis pengaruh intensitas membaca Al-Qur’an terhadap tingkat
kebahagiaan para santri di pondok pesantren berbasis tahfizh
1. 4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat
untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya fenomena saat ini yaitu
tren pondok pesantren tahfizh dan kaitannya dengan pengaruh positif terhadap
para santri dalam memperbaiki karakter dan tingkat kebahagiaan mereka dalam menjalani
kehidupan sosialnya. Hasil penelitian ini, juga dapat menjadi bahan bagi
peneliti lain dalam melakukan penelitian yang sejenis dengan ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1
Tinjauan Pustaka
2. 1. 1 Fenomena Menghafal Al-Qur’an dan Pondok Pesantren Berbasis Tahfizh
Menjamurnya pondok-pondok pesantren berbasih tahfizh
menjadi tren tersendiri bagi masyarakat kita. Di mana sesuatu yang tidak
berafiliasi pada kurikuum ke-tahfizh-an maka dia akan ketinggalan zaman.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar orang tua telah memiliki
orientasi yang berbeda dalam mencarikan sekolah bagi anak-anaknya. Di samping
itu, sekolah-sekolah negeri semakin ditinggalkan bahwa tidak jarang kita
menjumpai beberapa sekolah negeri yang gulung tikar karena kalah bersaing dalam
mendapatkan peserta didik. Di sisi lain ini merupakan tren positif ke arah yang
lebih baik, seperti halnya ‘Revolusi Mental yang sering digaung-gaungkan oleh
pemerintah Indonesia. Namun, pada kenyataanya pemerintah sendiri kurang
memperhatikan masalah itu sendiri, justru yang terus dikembangkan adalah
bagaimana mencetak orang-orang yang pintar dalam memenangi kompetisi nasional
maupun internasional bahkan sarjana-sarjana kita hanya didik agar bagaimana
mereka bisa mendapatkan pekerjaan saja. Lalu di mana letak ‘Revolusi Mental’
tersebut.
Kemunculan fenomena menghafal
Al-Qur'an dirasa adalah sebagai alternatif solusi dalam mewujudkan cita-cita
pemerintah yaitu menjadikan para siswa dan siswi yang terdaftar sebagai peserta
didik tidak hanya memiliki kecerdasan dan prestasi di bidang akademik, namun
juga berprestasi dan memiiki karakter yang mulia. Tren ini pun terus berlanjut,
bahkan tidak jarang kita menemukan beberapa instansi sekolah yang menawarkan
kurikulum menghafal Al-Qur'an hingga 30 Juz.
Di sisi lain menghafal Al-Quran
dapat meningkatkan prestasi dan karakter siswa ternyata menghafal Al-Quran
dapat menyehatkan dan mencerdaskan otak. Hal itu terbukti dari beberapa
penelitian yang dilkakukan oleh segenap ilmuwan luar negeri yang penasaran
terhadap kehebatan Al-Quran itu sendiri
2. 1. 2 Efek Bacaan Al-Quran Terhadap Emosional
Seorang
peneliti Jepang -Dr. Masaru Emoto- telah membuktikan bahwa air mampu
mentransmisikan emosi yang kita miliki. Cara yang ia gunakan cukup unik. Di
depan air bersih yang ditaruh di wadahnya, ia menyebutkan hal-hal yang baik dan
buruk. Setelah itu ia mengambil foto masing-masing bentuk kristal air dan
membandingkan satu sama lain sesuai hal-hal yang ia sebutkan.
Gambar di bawah ini memperlihatkan
bentuk kristal air sesuai dengan kata yang diucapkan :
1. Ketika dibacakan doa untuk
kesembuhan didepan sebotol air maka terekam kristal seperti gambar dibawah.
2. Ketika
dicoba dibacakan doa secara Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun
muncul berkilauan.
3. Ketika diputarkan musik symphony
Mozart, kristal muncul berbentuk bunga.
4. Ketika musik heavy metal
diperdengarkan, kristal akan hancur.
5. Kristal air ini merekam lagu
‘Imagine’ dari John Lennon. Seperti lagunya, kristal ini unik dan indah. Setiap
elemen tumbuh dengan harmonis.
6. Saat diungkapkan ‘war’, kepada
kristal air (sebelah kiri), maka bentuk kristal ‘peace’ (kanan).
Dalam sebuah penelitian yang telah dilakukannya sejak 1994. Ia
mengungkapkannya saat menjadi pembicara di Malaysia. Saat itu ia membawa
beberapa slide mengenai sampel air yang diambilnya dari berbagai sumber,
seperti sungai, laut, telaga, mata air, dan sebagainya. Dari sana terkumpullah
sebanyak seribu bentuk kristal air.
Beberapa molekul air yang ditelitinya berbentuk tak teratur, kecuali
molekul air zamzam. Susunan molekul air zamzam berstruktur sangat indah,
teratur, cantik bak berlian yang berkilauan, dan memancarkan lebih dari 12
warna jika dibekukan.
Saat itu Masaru Emoto bertanya pada para peserta seminar, molekul air
apakah ini? Di kala suasana senyap, seorang peserta menjawab kemungkinan
molekul indah itu adalah molekul air zamzam, sebab air itu merupakan air yang
paling mulia di dunia.
Ternyata benar apa yang dikatakan peserta tadi. Penelitian Masaru Emoto
terhadap air zamzam menunjukkan, bahwa molekulnya memang paling cantik dan
indah di antara air lainnya. Kemudian Masaru Emoto menerangkan bagaimana sebuah
kata bisa mempengaruhi bentuk molekul air. Dalam kesempatan itu dia juga meminta
peserta menguji sendiri bentuk molekul yang diinginkannya.
Saat salah seorang diminta memberi bacaan buruk ke dalam air mineralnya,
tiba-tiba molekul-molekul air membentuk struktur aneh. Sebaliknya, ketika
seseorang diminta memberikan bacaan doa pada air tadi, ternyata yang terbentuk
kemudian adalah molekul air seperti berlian dan berkilau. Itu membuktikan bahwa
bila air diberikan bacaan buruk maka akan bersifat tidak baik. Sebaliknya, bila
diberikan bacaan baik, air akan bersifat positif.
Kaitannya terhadap membaca dan menghafal Al-Quran
Kaitannya terhadap membaca dan menghafal Al-Quran
Jika kita mengambil analogi tubuh
manusia yang 78 persen adalah air maka akan kita mendapati sebuah kesimpulan,
seandainya manusia mengatai dirinya dengan hal-hal positif maka air dalam
tubuhnya akan membutk kristal-kristal yang lebih padat. Maka semua organ dalam
tubuh manusia tersebut akan selalu berada dalam keadaan terbaiknya, bahkan
disinyalir akan menghindarkan dirinya dari berbagai macam penyakit. Termasuk di
sini adalah psikis dan mental, maka dia juga akan berada dalam kondisi yang
baik karena organ-organ tubuh manusia tadi juga dalam keadaan baik.
Lalu analogi yang kedua adalah
bagaimana jika kita mendefinisikan bahwa perkataan yang baik tersebut adalah
bacaan Al-Qur’an itu sendiri, baik dia sebatas mendengarkan murattal (tasmi’),
membaca (qiro’ah), ataupun hafalan (hifzh). Maka sudah barang
tentu semakin dia sering membaca tubuh maka kondisi tubuhnya akan sehat,
demikian kondisi mental dan psikisnya akan menjadi baik dan stabil.
2. 2
Hipotesis
Semakin banyak intensitas seseoarang
dalam membaca, mendengar, atau menghafal Al-Qur’an maka tubuhnya akan semakin
sehat serta mental dan psikisnya akan semakin stabil.
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1
Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Ma’had
Tahfizhul Qur’an As-Surkati Salatiga, Dusun Sidorejo, Kecamatan Sidorejo, Kota
Salatiga, Provinsi Jawa Tengah dan MA Nurul Islam Tengaran, Dusun Butuh,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Sementara
objeknya adalah para santri masing-masing pondok pesantren. Tempat dan objek
penelitian ini dipilih karena:
a.
Merupakan
Pondok Pesantren berbasis tahfizh dan non-tahfizh di daerah dekat kampus IAIN
Salatiga.
b.
Para
santri di Ma’had Tahfizhul Qur’an As-Surkati Salatiga yang notabene adalah
santri-santri yang menghafal Al-Qur’an sehingga intensitas membaca Al-Qur’an
cukup tinggi.
c.
Para
santri MA Nurul Islam Tengaran, Dusun Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten
Semarang yang notabene bukan berasal dari pondok pesantren tahfizh.
d.
Kedua
tempat dipilih dengan karakteristik yang berbeda karena akan dilakukan
penelitian dan perbandingan terhadap masing-masing santri dari kedua pondok
pesantren.
3. 2
Data yang Diperlukan
Jenis data yang dikumpulkan menurut
sifat data adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sedangkan menurut cara
memperoleh data, diperoleh langsung dari responden, meliputi: karakteristik
responden yaitu umur, jenis kelamin, intensitas membaca Al-Qur’an setiap hari,
dan efek terhadap kebahagian dalam kehidupan sosial dan pribadi.
Alat (instrumen) pengumpulan data
yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner (daftar pertanyaan),
pedoman wawancara, pedoman observasi, alat perekam suara, alat perekam gambar.
Sementara metode pemngumpulan data
yang dipilih adalah metode wawancara dan metode observasi.
3. 3
Rencana Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan segera dilakukan
ketika proposal ini sudah disetujui oleh pembimbing skripsi. Untuk waktu
pastinya sekitar bulan Januari tahun 2019. Rencananya, penelitian akan
dilakukan sekitar 2-3 bulan, namun bisa berubah-ubah sesuai situasi dan kondisi
saat itu. Objek penelitian dan tempat penelitian sudah menyetujui untuk dilakukannya penelitian di tempat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al-Karim.
Al-Hadist.
Wirartha, I Made. 2006. PEDOMAN PENULISAN: Usulan Penelitian
Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
Rahman, Agus Abdul. 2017. Sejarah Psikologi: Dari Klasik Hingga Modern. Depok: Rajawali Pers.
http://syarif-tif.blogspot.com/2012/07/keajaiban-air-berdasarkan-penelitian-dr.html
Rahman, Agus Abdul. 2017. Sejarah Psikologi: Dari Klasik Hingga Modern. Depok: Rajawali Pers.
http://syarif-tif.blogspot.com/2012/07/keajaiban-air-berdasarkan-penelitian-dr.html
LAMPIRAN
Suasana Ketika Tasmi' malam Ahad |
0 komentar:
Posting Komentar