Minggu, 09 Desember 2018

Latihan Membuat Proposal Skripsi



PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH INTENSITAS MEMBACA AL-QURAN TERHADAP TINGKAT KEBAHAGIAAN PELAJAR DI PONDOK PESANTREN TAHFIZH AS-SURKATI SALATIGA
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Oleh:
Haidar Ahmad Mujadidi
(43040180179)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018





DAFTAR ISI






 

BAB I
PENDAHULUAN

      1. 1      Latar Belakang

Akhir-akhir ini terjadi fenomena menarik di tengah-tengah masyarakat kita dengan menjamurnya berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Dari mulai tingkat desa hingga perkotaan semua acara hampir selalu dibalut dengan nilai-nilai agamis. Semua kegiatan keagamaan itu tidak hanya berkutat pada acara resmi, adat, maupun acara-acara hajatan saja, bahkan saat ini merambah hingga ke tatanan ekonomi, politik, pendidikan, sosial, dan budaya. Contoh di bidang ekonomi yang tidak asing bagi kita adalah dengan munculnya berbagai perbankan syariah sebagai solusi dari bank konvensional yang dianggap kurang repsentatif terhadap perilaku ekonomi rakyat Indonesia. Lalu di bidang politik, bukan lah hal yang tabu dengan munculnya berbagai macam partai politik yang berasaskan keislaman, bahkan perda dan undang-undang yang berkaitan tentang syariah pun kerap menjadi bahan diskusi di kalangan elit politik. Dan yang menjadi sorotan berikutnya adalah begitu pesatnya sistem pendidikan yang mengatasnamakan Islam meninggalkan sistem pendidikan sekuler yang telah lama dipraktekkan di negeri kita sejak zaman penjajahan. Tentu semua hal ini menjadi sesuatu yang bernilai positif bagi masyarakat kita yang notabene sebagian besar beragama Islam, bahkan Indonesia sendiri dinobatkan sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Nah, hal menarik yang akan menjadi bahan penelitian ini adalah bagaimana sistem pendidikan yang sekarang menjamur di negeri kita ini menjadi suatu tren positif.
Berbicara masalah pendidikan di Indonesia saat ini yang masih menggunakan sistem pendidikan ‘ala penjajah’ belum menemukan titik terangnya. Banyak permasalahan-permasalah pendidikan yang belum terselesaikan, terutama masalah penerapan ilmu tersebut dan bagaimana membentuk karakter pada masing-masing peserta didik. Dari sini muncul suatu gebrakan baru, di mulai semenjak runtuhnya Era Orde Baru digantikan dengan Era Reformasi yang lebih terbuka dan membebaskan rakyat dalam mengekspresikan ide-idenya. Para pakar pendidikan Islam mencoba mendirikan sekolah-sekolah berbasis keagamaan, tak jarang pula sekolah-sekolah berbasis pesantren. Diperkirakan jumlah pesantren saat ini adalah 25.938 dengan jumlah santri sebanyak 3.962.700 (Kemenag, 2018). Begitu antusiasnya masyarakat kita dalam menyekolahkan anak-anak mereka ke pesantren. Alasannya, tidak lain adalah mengharapkan agar kelak anak-anak mereka menjadi anak-anak yang sholeh, berbakti kepada kedua orang tua, dan tentunya paham tentang ilmu agama, dengan tidak melupakan aspek keilmuan alam maupun sosial. Dengan demikian pesantren menjadi suatu hal solutif bagi permasalahan pendidikan kita yang krisis akan generasi yang berkarakter dan mampu menerapkan ilmu-ilmu mereka agar bermanfaat bagi nusa dan bangsa.
Hal menarik lainnya adalah dengan kemunculan pondok-pondok pesantren yang berorientasi pada hafalan Al-Qur’an, yang mana kurikulum pendidikannya mewajibkan kepada seluruh santrinya untuk mengahafalkan sebagian atau bahkan seluruh isi Al-Qur’an itu sendiri. Fenomena ini muncul belakangan dengan dipelopori oleh salah seorang da’i kondang yang merintis sebuah pondok tahfizh berikut cabang-cabangnya yang sekarang sudah ada lebih dari 100 cabang, bahkan perintisan pondok tahfizh ini sudah menjangkau mancanegara.
Jika kita amati secara seksama maka akan kita dapati bahwa alumni-alumni pondok pesantren memiliki karakter yang baik, pengetahuan agama yang mumpuni, dan sisi intelektual yang tidak kalah dari sekolah-sekolah negeri. Maka, banyak dari orang tua kita saat ini yang lebih menginginkan anaknya bersekolah sekaligus ‘mondok’ di pesantren. Ledakan inilah yang tdak jarang membuat beberapa sekolah negeri baik ditingkat TK, SD, SMP, maupun SMA gulung tikar karena tidak mampu bersaing dengan sekolah-sekolah berbasis keagamaan ataupun pondok-pondok pesantren pada umumnya. Apalagi jika sekolah Islam atau pondok pesantren tersebut memiliki kurikulum ketahfizhan, pasti akan membuat lebih menyedot minat masyarakat kita.
Daya Tarik Kurikulum Al-Qur’an
Dalam kaitan kehidupan sehari-hari, kalau kita perhatikan bagaimana anak-anak yang hidup di lingkungan pesantren, mereka akan belajar yang namanya kedispinan, kerapian, kebersihan, kepemimpinan, dan skil-skil sosial lainnya. Sementara bagi pondok pesantren berbasih tahfizh memiliki nilai lebih yaitu ketika anak-anak mulai menghafal Al-Qu’an maka akan terbentuk pola kehidupan ala Al-Qur’an, pola pemikiran ala Al-Qur’an. Ketika anak semakin sering berinteraksi dengan Al-Quran maka akan menjadikan otak mereka menjadi lebih cerdas. Menghafal Al-Qur’an juga akan merubah mainset berfikir anak-anak menjadi lebih dewasa. Dan dengan menghafal Al-Qur’an diharapkan anak-anak akan menjadi alumni-alumni yang tidak hanya intelek tapi juga berkarakter Al-Qur’an.
Namun, di sini penulis ingin meneliti bagaimana peran Al-Qur’an itu sendiri dalam mempengaruhi kehidupan pribadi dan sosial dari anak-anak atau santri-santri pengahafal Al-Qur’an. Bagaimana korelasi positif Al-Qur’an dalam meningkatkan kebahagiaan mereka dalam menghadapi realitaa kehidupan. Bagaimana Al-Qur’an merubah tatanan kehidupan mereka menjadi lebih produktif dan terus berkarya untuk masyarakat dan umat.

      1. 2      Rumusan Masalah

Bagaimana peran intensitas membaca Al-Qur’an dalam meningkatkan kebahagiaan para santri di pondok pesantren berbasis tahfizh?

      1. 3      Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud mengetahui dan menganalisis pengaruh intensitas membaca Al-Qur’an terhadap tingkat kebahagiaan para santri di pondok pesantren berbasis tahfizh

      1. 4      Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya fenomena saat ini yaitu tren pondok pesantren tahfizh dan kaitannya dengan pengaruh positif terhadap para santri dalam memperbaiki karakter dan tingkat kebahagiaan mereka dalam menjalani kehidupan sosialnya. Hasil penelitian ini, juga dapat menjadi bahan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian yang sejenis dengan ini.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

      2. 1      Tinjauan Pustaka

                          2. 1. 1  Fenomena Menghafal Al-Qur’an dan Pondok Pesantren Berbasis Tahfizh

Menjamurnya pondok-pondok pesantren berbasih tahfizh menjadi tren tersendiri bagi masyarakat kita. Di mana sesuatu yang tidak berafiliasi pada kurikuum ke-tahfizh-an maka dia akan ketinggalan zaman. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar orang tua telah memiliki orientasi yang berbeda dalam mencarikan sekolah bagi anak-anaknya. Di samping itu, sekolah-sekolah negeri semakin ditinggalkan bahwa tidak jarang kita menjumpai beberapa sekolah negeri yang gulung tikar karena kalah bersaing dalam mendapatkan peserta didik. Di sisi lain ini merupakan tren positif ke arah yang lebih baik, seperti halnya ‘Revolusi Mental yang sering digaung-gaungkan oleh pemerintah Indonesia. Namun, pada kenyataanya pemerintah sendiri kurang memperhatikan masalah itu sendiri, justru yang terus dikembangkan adalah bagaimana mencetak orang-orang yang pintar dalam memenangi kompetisi nasional maupun internasional bahkan sarjana-sarjana kita hanya didik agar bagaimana mereka bisa mendapatkan pekerjaan saja. Lalu di mana letak ‘Revolusi Mental’ tersebut. 
Kemunculan fenomena menghafal Al-Qur'an dirasa adalah sebagai alternatif solusi dalam mewujudkan cita-cita pemerintah yaitu menjadikan para siswa dan siswi yang terdaftar sebagai peserta didik tidak hanya memiliki kecerdasan dan prestasi di bidang akademik, namun juga berprestasi dan memiiki karakter yang mulia. Tren ini pun terus berlanjut, bahkan tidak jarang kita menemukan beberapa instansi sekolah yang menawarkan kurikulum menghafal Al-Qur'an hingga 30 Juz.

Di sisi lain menghafal Al-Quran dapat meningkatkan prestasi dan karakter siswa ternyata menghafal Al-Quran dapat menyehatkan dan mencerdaskan otak. Hal itu terbukti dari beberapa penelitian yang dilkakukan oleh segenap ilmuwan luar negeri yang penasaran terhadap kehebatan Al-Quran itu sendiri

                          2. 1. 2  Efek Bacaan Al-Quran Terhadap Emosional

    Seorang peneliti Jepang -Dr. Masaru Emoto- telah membuktikan bahwa air mampu mentransmisikan emosi yang kita miliki. Cara yang ia gunakan cukup unik. Di depan air bersih yang ditaruh di wadahnya, ia menyebutkan hal-hal yang baik dan buruk. Setelah itu ia mengambil foto masing-masing bentuk kristal air dan membandingkan satu sama lain sesuai hal-hal yang ia sebutkan.

Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk kristal air sesuai dengan kata yang diucapkan :
1. Ketika dibacakan doa untuk kesembuhan didepan sebotol air maka terekam kristal seperti gambar dibawah.
[f_prayerm_86205c2.jpg]

2. Ketika dicoba dibacakan doa secara Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan.
[f_islampraym_29763ba.jpg]

3. Ketika diputarkan musik symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga.
[f_mozartm_25d2693.jpg]


4. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal akan hancur.
[f_metalm_746f70c.jpg]



5. Kristal air ini merekam lagu ‘Imagine’ dari John Lennon. Seperti lagunya, kristal ini unik dan indah. Setiap elemen tumbuh dengan harmonis.
[f_imaginem_a74aab1.jpg]



6. Saat diungkapkan ‘war’, kepada kristal air (sebelah kiri), maka bentuk kristal ‘peace’ (kanan).
 [f_warpeacem_f7cb98f.jpg]

Dalam sebuah penelitian yang telah dilakukannya sejak 1994. Ia mengungkapkannya saat menjadi pembicara di Malaysia. Saat itu ia membawa beberapa slide mengenai sampel air yang diambilnya dari berbagai sumber, seperti sungai, laut, telaga, mata air, dan sebagainya. Dari sana terkumpullah sebanyak seribu bentuk kristal air.
Beberapa molekul air yang ditelitinya berbentuk tak teratur, kecuali molekul air zamzam. Susunan molekul air zamzam berstruktur sangat indah, teratur, cantik bak berlian yang berkilauan, dan memancarkan lebih dari 12 warna jika dibekukan.
Saat itu Masaru Emoto bertanya pada para peserta seminar, molekul air apakah ini? Di kala suasana senyap, seorang peserta menjawab kemungkinan molekul indah itu adalah molekul air zamzam, sebab air itu merupakan air yang paling mulia di dunia.
Ternyata benar apa yang dikatakan peserta tadi. Penelitian Masaru Emoto terhadap air zamzam menunjukkan, bahwa molekulnya memang paling cantik dan indah di antara air lainnya. Kemudian Masaru Emoto menerangkan bagaimana sebuah kata bisa mempengaruhi bentuk molekul air. Dalam kesempatan itu dia juga meminta peserta menguji sendiri bentuk molekul yang diinginkannya.
Saat salah seorang diminta memberi bacaan buruk ke dalam air mineralnya, tiba-tiba molekul-molekul air membentuk struktur aneh. Sebaliknya, ketika seseorang diminta memberikan bacaan doa pada air tadi, ternyata yang terbentuk kemudian adalah molekul air seperti berlian dan berkilau. Itu membuktikan bahwa bila air diberikan bacaan buruk maka akan bersifat tidak baik. Sebaliknya, bila diberikan bacaan baik, air akan bersifat positif. 
Kaitannya terhadap membaca dan menghafal Al-Quran
Jika kita mengambil analogi tubuh manusia yang 78 persen adalah air maka akan kita mendapati sebuah kesimpulan, seandainya manusia mengatai dirinya dengan hal-hal positif maka air dalam tubuhnya akan membutk kristal-kristal yang lebih padat. Maka semua organ dalam tubuh manusia tersebut akan selalu berada dalam keadaan terbaiknya, bahkan disinyalir akan menghindarkan dirinya dari berbagai macam penyakit. Termasuk di sini adalah psikis dan mental, maka dia juga akan berada dalam kondisi yang baik karena organ-organ tubuh manusia tadi juga dalam keadaan baik.
Lalu analogi yang kedua adalah bagaimana jika kita mendefinisikan bahwa perkataan yang baik tersebut adalah bacaan Al-Qur’an itu sendiri, baik dia sebatas mendengarkan murattal (tasmi’), membaca (qiro’ah), ataupun hafalan (hifzh). Maka sudah barang tentu semakin dia sering membaca tubuh maka kondisi tubuhnya akan sehat, demikian kondisi mental dan psikisnya akan menjadi baik dan stabil.

      2. 2      Hipotesis

Semakin banyak intensitas seseoarang dalam membaca, mendengar, atau menghafal Al-Qur’an maka tubuhnya akan semakin sehat serta mental dan psikisnya akan semakin stabil.

BAB III
METODE PENELITIAN

      3. 1      Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Ma’had Tahfizhul Qur’an As-Surkati Salatiga, Dusun Sidorejo, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah dan MA Nurul Islam Tengaran, Dusun Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Sementara objeknya adalah para santri masing-masing pondok pesantren. Tempat dan objek penelitian ini dipilih karena:
a.       Merupakan Pondok Pesantren berbasis tahfizh dan non-tahfizh di daerah dekat kampus IAIN Salatiga.
b.      Para santri di Ma’had Tahfizhul Qur’an As-Surkati Salatiga yang notabene adalah santri-santri yang menghafal Al-Qur’an sehingga intensitas membaca Al-Qur’an cukup tinggi.
c.       Para santri MA Nurul Islam Tengaran, Dusun Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang yang notabene bukan berasal dari pondok pesantren tahfizh.
d.      Kedua tempat dipilih dengan karakteristik yang berbeda karena akan dilakukan penelitian dan perbandingan terhadap masing-masing santri dari kedua pondok pesantren.

      3. 2      Data yang Diperlukan

Jenis data yang dikumpulkan menurut sifat data adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sedangkan menurut cara memperoleh data, diperoleh langsung dari responden, meliputi: karakteristik responden yaitu umur, jenis kelamin, intensitas membaca Al-Qur’an setiap hari, dan efek terhadap kebahagian dalam kehidupan sosial dan pribadi.
Alat (instrumen) pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner (daftar pertanyaan), pedoman wawancara, pedoman observasi, alat perekam suara, alat perekam gambar.
Sementara metode pemngumpulan data yang dipilih adalah metode wawancara dan metode observasi.

      3. 3      Rencana Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan segera dilakukan ketika proposal ini sudah disetujui oleh pembimbing skripsi. Untuk waktu pastinya sekitar bulan Januari tahun 2019. Rencananya, penelitian akan dilakukan sekitar 2-3 bulan, namun bisa berubah-ubah sesuai situasi dan kondisi saat itu. Objek penelitian dan tempat penelitian sudah menyetujui untuk dilakukannya penelitian di tempat tersebut.



DAFTAR PUSTAKA


Al-Quran Al-Karim.

Al-Hadist.

Wirartha, I Made. 2006. PEDOMAN PENULISAN: Usulan Penelitian Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.


Rahman, Agus Abdul. 2017. Sejarah Psikologi: Dari Klasik Hingga Modern. Depok: Rajawali Pers.

http://syarif-tif.blogspot.com/2012/07/keajaiban-air-berdasarkan-penelitian-dr.html

LAMPIRAN

Suasana Ketika Tasmi' malam Ahad




0 komentar:

Posting Komentar