Sabtu, 10 Oktober 2015

Mari Memulainya sekarang!!

Memulai peradaban adalah dimulai dari transisi keilmuan. Di mana pada awal-awal dakwah Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasallam diawali dengan 'iqro', 'bacalah'. Ini merupakan dasar. Jika ingin membangun sebuah rumah maka kita harus mengawalinya dengan membangun pondasi rumah. Demikian halnya, membangun sebuah peradaban baru atau memunculkan kembali peradaban yang telah lama hilang, maka kita memulainya dari dasar, dan Al-Quran adalah dasarnya. Maka hal pertama yang dilakukan adalah membacanya, kemudian mengkajinya, kemudian mentelaahnya, kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan, barulah kita berani untuk mengungkapkan "Peradaban".
Kita lihat Syailendra dari Kerajaan Sriwijaya pada waktu mereka masih menguasai daerah Sumatera, yaitu Palembang, mereka bertemu dengan suatu komunitas muslim. Mereka menganggap ini adalah suatu komunitas yang bagus, semuanya teratur.

Hingga pada ambang kehancurannya yang kemudian disusul dengan lahirnya sebuah kerajaan besar baru, Majapahit. Kerajaan yang konon memiliki luas se-Nusantara ini tatkala mengirimkan delegasi-delegasinya ke berbagai daerah untuk melihat bagaimana kondisi di pelosok, begitu takjub ketika sampai di tanah Sumatera ketika menyaksikan kehidaupan orang-orang muslim di sana. Bagaimana Al-Quran telah merasuk dalam kehidupan mereka. Subuh-subuh mereka memulai dengan tilawah Al-Quran, lalu pada pagi harinya mereka keluar untuk bekerja, kemudain di siang hari mereka beristirahat (baca : solat dhuhr), lalu di sore harinya mereka bersilaturrahim ke tentangga, atau menjuenguk orang sakit, kemudian setelah solat maghrib mereka berkempul dengan keluarga, entah itu makan bersama, atau belajar AL-Quran atau ilmu agama yang lain. Begitu seterusnya. Betapa Teraturnya kemhidupan orang-orang muslim. Semua kehidupan mereka berdasarkan Al-Quran. Dan pada akhirnya, tatkala tahta pemerintahan diambil oleh Brawijaya V, yang menikah dengan seorang muslimah dan melahirkan seorang putra yang kelak akan menjadi pendiri dan raja di Kerajaan Mataram Islam.

Akhi fillah,

Kita semua tentu memimpikan akan adanya komunitas yang kesemua segi kehidupannya berlandaskan Al-Quran. Bermuamalah dengan cara Al-Quran, bagaimana adab bertamu,menyantuni anak yatim, bersosialisasi dengan keluarga, taat pada ulil amrinya; kemudian bertani sesuai tuntunan Al-Quran, tidak menggunakan bahan berbahaya karena merusak alam sekitar, bersedekah terhadap hewan-hewan yang memakan tanaman padinya; kemudian berjual beli dengan mempraktekan perintah Al-Quran, tdak riba, tidak curang, jujur, mendahulukan pembeli pertama, mengambil keuntungan secara halal; dan lain sebagainya.

Adalah manusia yang telah memiliki karakter Al-Quran maka dia akan menjadi 'pemakmur' bumi Allah, Indonesia. Tidakkah kau ingat akan firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 30? Bahwasannya Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Maka bagaimana jika yang menjadi khalifah itu seorang wali Allah (baca : Ahlul Quran)? Maka dari sini saya mengajak kepada manusia, terlebih khusus kepada kawula muda untuk kembali kepada Al-Quran, bacalah, renungilah, resapilah, dan jalankan segala perintahnya, niscaya kejayaan negerimu, kemuliaan izzah dienmu akan kembali!!! Sungguh yang bisa merasakan nikmatnya hanyalah orang yang menjalankannya.....

ditulis di Karangpandan, 10 Oktober 2015.
terinspirasi dari kajian menggetarkan jiwa, Ust. Syihabbuddin Abdul Muis Al-Hafidz

0 komentar:

Posting Komentar